4. You are My (Real) Friend

Kodratinya, segala makhluk hidup dilahirkan berlimpit. Baik binatang, basyar, flora, tak dapat hidup sorangan. Berdiseminasi dan ada persona akrab sebagai wadah kesah. Sedemikian manusia, sadar atau tidak, pasti mempunyai handai dekat. Entah siapa, apa, macam mana rupanya, semua pasti punya. Betul?

Dari aksioma pribadi, teman adalah perwujudan alam untuk membantu diri sendiri, tidak menjauh darimu meski melakukan kesalahan, sosok teman akan mengingatkan hal benar untuk memohon ampunan-Nya. Teman juga tidak membela, tetapi tak ikut menyalahkan tanpa bukti.
Hari ini sudah pekan ke 2 bulan Januari. Ritual berpuasa Mutih, hanya meminum air dan makan nasi putih selama 14 jam sepanjang 3 hari berurutan suah finis. Sepanjang saum, aku selalu menyelatkan permohonan supaya hidup dan keluargaku lebih baik.

Ada perbedaan di siang ini, kedatangan tamu jauh. Si misterius pembuat hati berdebar mempunyai sorot mata pembius emosi. Sebenarnya, masih takut kalau Norlorn tak seperti diharapkan. Menjadi khayali akibat mendambakan laki-laki ideal sesudah puatang saat percintaan.
Aku tidak gila, tidak apa-apa ‘kan menyukai bangsa dimensi lain? Sudah terlampau lama berusaha, tak ada perubahan.


***

Ingatan 3 tahun silam bernostalgia, diriku pernah menengok nasib masa depan melalui kartu Tarot. Terbaca dari gambar, aku tak akan sendiri suatu hari. Karena penasaran, aku bertanya pada peramal lain. Mereka tak dapat menjawab, sampai berpikir jodohku bukan dari bangsa manusia. Cuma menjawab kurun waktu 3 tahun, tidak sendiri lagi. Apakah yang dimaksud memang Norlorn?

Kembali ke topik, teman bukan berbentuk manusia saja. Setiap makhluk hidup telah dipilihkan teman sendiri dari Tuhan. Diambil dari lingkungan, didikan keluarga, hobi dan lainnya.

Pepatah tua menyatakan, memiliki 5 teman dekat secara alami mewakili sifat diri sendiri. Ada sebagian orang mempunyai teman dekat kurang dari 10, karena 5 orang lainnya tak mencerminkan sisi individu tersebut.

Sama sepertiku, seleksi alam hanya memilihkan 5 orang laki-laki menjadi sahabat. Suratan telah tersurat, tidak untuk berteman dengan perempuan secara benar-benar akrab. Tuhan telah menunjukkan jalan terbaik bagi jiwa dan hati. Berlaku juga untuk kebanyakan lelembut perempuan, tak pernah bisa cocok dan melepas mereka. Tidak ingin mengandalkan sebagai pebantu, terutama asmara.

Hati tertantang untuk membuka kedok Norlorn. Dia rela pergi dari alamnya menemui perempuan aneh di Desa. Belum ada semalam, membuat pikiran tak sinkron. Pikiran tak percaya, hati sebaliknya. Malah aku berharap Norlorn balik menyukai diriku. Salahkah?

“Noey....”

“Ya, Nona?”

“Nggak apa-apa, ternyata makhluk mitologi ada ya.”

“Lalu?”

“Maksudku, baru kali ini melihat langsung. Lebih keren dari di gambar. Hehehe....”

“Terima kasih atas pujiannya, Nona.” Mata ia tersenyum.
Belum pernah aku tingkap pupil kirana seumur hidup. Kerlingan dia membuat terperenyak dalam gerak hati teramat intens. Suka atau?
Cinta yang dicari tanpa henti dari perjalanan panjang sampai ke puncak emosi?
Norlorn, apa kau adalah sosok itu? Hatiku mulai terbuka lagi sesudah menutup sekian lama.

“Nona?” Suara ia mengenyahkan masa lalu. Saraf kranial milikku terjaga sesaat.
Aku melirik sepintas, “Maaf tadi melamun,”

“Tidak masalah, Nona.” Ia mengibas tangan santai.

“Mata kamu indah sih,”

“Jangan membuatku malu, Nona.” Dia tersipu.

“Aku cuma bilang jujur....”

“Terima kasih.” ujar Norlorn.

“Noey, apa keluargamu tahu kamu ada di sini?”

“Tentu saja keluarga tahu dari sahabatku.”

“Boleh nggak, nanti malam aku memanggilmu lagi?”

“Tentu boleh. Aku senang berbincang denganmu, Nona.” jawab ia mendekap bahuku.
Kemudian, gatra Norlorn memudar lalu hilang dari mata. Sungguh diluar dugaan hasilnya, manusia biasa bisa cukup dekat bersama makhluk mitologi film. Tentu akan lain cerita andai Norlorn bukan lelembut, setidaknya diri ini tidak dianggap gila atau delusi karena ketampanan Norlorn oleh orang lain.

Bicara lagi mengenai teman, ada pendapat lain dariku. Teman sesungguhnya yaitu sosok yang selalu bersama saat susah dan senang. Saling melengkapi, mampu menerima kekurangan dan kelebihan masing-masing. Hari ini telah mendapat pelajaran tentang ‘teman’ dari Norlorn, laki-laki pengobrak-abrik hati berkarat.

Kedatangan Norlorn bagai obat hati. Dia sudah pulang ke manjapada, di ruang tamu cuma tertinggal wangi dan semilir angin mengangkat lembut rambut. Mencoba menghiburku nan mabuk kepayang oleh sosok fantasi bagi sebagian orang.

Reflek ku usap bibir, terasa sakit—
Buru-buru pergi ke kamar untuk melihat apa yang terjadi di bibir. Kelihatan sedikit lebih basal. Apa yang dilakukan Norlorn dengan bibirku? Walau begitu, tetap senang usai merasakan ciuman diberikan oleh dia. Semangat hilang kembali bangkit.

Cermin seakan-akan mencibir, “Kau sedang kasmaran?”
Norlorn, sebuah nama asing telah masuk di kisah baru. Akan ku ceritakan rahasia lain dari kisah masa lalu, sewaktu SMA mendambakan teman dari negara Jerman. Negara dan kebudayaannya selalu membayangi hari, jam, menit, detik sehari-hari meski selalu remedi untuk pelajaran bahasa Jerman di sekolah. Memang, harus tetap waspada dan memastikan Norlorn adalah bangsa Alpen bukan entitas lokal macam Genderuwo mencium bibir. Tidak berkelas, ‘kan?

Bagaimana kalau ku tanya forum soal ini? Kali saja mendapat tanggapan tentang Norlorn. Daripada prasangka, akan lebih baik begitu bukan? Jariku menyentuh browser dan pergi ke forum. Kolom kosong balasan segera di isi oleh pertanyaan dari pikiran.

VaniAlv:
“Permisi para sepuh, ane mau tanya. Secara nggak sengaja, ane panggil Totem. Tapi, rupanya ada makhluk lain yang ikut. Wajar nggak?”

Semoga dibalas—
Selang beberapa menit, notif berbunyi berisi balasan dari anggota forum.

Dhita711:
Aku pernah belajar Animal Shamanism, sis. Tapi bukan pemanggilan Totem. Untuk fenomema dialami sis itu wajar, karena setiap portal terbuka sudah pasti ras humanoid, makhluk mitologi san siluman berkumpul. Kalau ada yang ikut, jangan kaget. Hanya dua kemungkinan, makhluk itu penasaran atau pemilik Totem.

Aku mengerti sekarang. Mungkin semalam, portal dunia Norlorn terbuka lebar lalu sahabatnya terpanggil. Semoga setelah ini tidak menimbulkan masalah baru di tahun ini. Yang dapat ku lakukan, hanya menunggu Norlorn datang nanti malam. Kaki ku luruskan di kasur, duduk sila di sofa tadi cukup membuat sendi sakit. Semoga perjumpaan nanti malam lebih menggembirakan.

No comments:

Post a Comment