Aku adalah orang awam korban masa lalu, yang berupaya lari dari pendesak
waktu. Berlarian hingga terjerahap di lubang hitam, berharap ada sosok
mengeluarkan dari liang sunyi nurani dan dilatasi hampa. Aku lelah....
Ingin sekali beristirahat bersama para ikan layang di ruang sempit. Itu
jauh lebih baik daripada berlagak seperti katak ditimpa kemarau.
(Me)rentan hati sudah jadi cemilan, air mata tak cukup membendung semua
kesayuan.
Pecahkan saja gelasnya, biar ramai! Bukan... itu hanya sebuah kalimat
dalam film, tidak di hidupku. Kedatanganmu seperti sebuah tongkat
penyeimbang untuk membantu meniti tali tipis melewati gedung pencakar
hati, perlahan namun pasti.
Mungkin, aku besar kepala... menggantung perasaan padamu agar kembali
menjadi diriku sendiri yang fokus tujuan menggapai impian tanpa
memikirkan masalah. Berbagai rintangan dan halangan menghadang, ku
hadapi. Dengan mengencangkan tali kemudi burung kertas, melesat seraya
mengayun pedang tinta manis pada semua lembaran plano, bertempur hingga
darah terakhir.
Aku cuma ingin jadi kue tart terlezat dalam kehidupan, dibuat penuh
cinta oleh koki terhebat. Diciptakan menjadi penawar kesedihan banyak
orang, menginspirasi semua kalangan untuk tertulis bersama kisah
khufarat sepanjang masa.
Tertanda,
Giovani yang menyukaimu
Giovani yang menyukaimu
No comments:
Post a Comment