8. Dear Norlorn

Dear Norlorn,

Aku adalah orang awam korban masa lalu, yang berupaya lari dari pendesak waktu. Berlarian hingga terjerahap di lubang hitam, berharap ada sosok mengeluarkan dari liang sunyi nurani dan dilatasi hampa. Aku lelah....

Ingin sekali beristirahat bersama para ikan layang di ruang sempit. Itu jauh lebih baik daripada berlagak seperti katak ditimpa kemarau. (Me)rentan hati sudah jadi cemilan, air mata tak cukup membendung semua kesayuan. 

Pecahkan saja gelasnya, biar ramai! Bukan... itu hanya sebuah kalimat dalam film, tidak di hidupku. Kedatanganmu seperti sebuah tongkat penyeimbang untuk membantu meniti tali tipis melewati gedung pencakar hati, perlahan namun pasti.

Mungkin, aku besar kepala... menggantung perasaan padamu agar kembali menjadi diriku sendiri yang fokus tujuan menggapai impian tanpa memikirkan masalah. Berbagai rintangan dan halangan menghadang, ku hadapi. Dengan mengencangkan tali kemudi burung kertas, melesat seraya mengayun pedang tinta manis pada semua lembaran plano, bertempur hingga darah terakhir.

Aku cuma ingin jadi kue tart terlezat dalam kehidupan, dibuat penuh cinta oleh koki terhebat. Diciptakan menjadi penawar kesedihan banyak orang, menginspirasi semua kalangan untuk tertulis bersama kisah khufarat sepanjang masa.

Tertanda,

Giovani yang menyukaimu

No comments:

Post a Comment